Sajagat.id, Kabupaten Bekasi – Warga Desa Waluya Kecamatan Cikarang Utara melakukan aksi depan gerbang SMA Negeri 3 Cikarang Utara sebagai bentuk protes terhadap hasil Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jalur domisili, Kamis 19 Juni 2025.
Salah satu warga, Lena (46), mengaku sangat kecewa karena anaknya tidak lolos seleksi melalui jalur domisili, padahal rumah mereka berada sangat dekat dengan sekolah.
“Rumah saya tidak sampai 500 meter dari sekolah. Tapi justru yang rumahnya jauh bisa diterima,” ujar Lena.
Ia menambahkan, sebagai orang tua dari keluarga sederhana, dirinya sangat berharap sang anak bisa diterima di sekolah negeri.Biaya sekolah swasta yang jauh lebih tinggi membuat pilihan tersebut menjadi beban berat. “Kalau ke swasta, kayaknya berat banget untuk kami,” keluhnya.
Menurut informasi yang didapat sebanyak 89 anak belum terakomodir dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur domisili di SMAN 3 Cikarang Utara. Anak-anak yang tidak lolos pada tahap pertama ini diarahkan untuk mendaftar kembali pada tahap kedua, yakni melalui jalur prestasi.
Camat Cikarang Utara, Enop Can, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan hasil musyawarah yang melibatkan unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), pihak sekolah, pengawas, kepala desa, dan perwakilan warga. Untuk itu dia berharap agar seluruh anak yang belum lolos dapat terakomodir pada tahap berikutnya.
“Dari data yang disampaikan warga, total ada 89 anak yang belum masuk di tahap pertama. Nah nanti mereka bisa masuk ke tahap kedua, jalur prestasi. Ikuti saja prosesnya karena memang daya tampung sekolah terbatas,” ujar Enop Can.
Ketua SPMB SMAN 3 Cikarang Utara, Yuliani, menjelaskan bahwa pada tahap pertama ini, pihak sekolah telah menerima 151 calon siswa baru. Jumlah tersebut merupakan 35 persen dari total kuota SPMB tahun ini, yang mencapai 432 orang. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis (Juklak/Juknis) SPMB SMA Tahun 2025 Jawa Barat.
“Siswa baru yang diterima pada tahun ini totalnya 432, sementara untuk jalur domisili kuotanya sebanyak 35 persen atau 151 orang. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari wilayah Desa Waluya, sebanyak 146 orang telah diterima,” jelas Yuliani.