Sajagat.id, Kabupaten Bekasi – Sindir atas buruknya sistem pengelolaan keuangan daerah, sejumlah warga dan aktivis menggelar aksi nyeleneh dengan kirim uang ke rekening kas milik Pemerintah Kabupaten Bekasi, Kamis (2/10/2025).
Aksi tersebut sebagai bentuk sindiran atas buruknya sistem pengelolaan keuangan daerah.Di tengah pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah justru gagal menggali potensi pendapatan asli daerah. Di sisi lain, DPRD Kabupaten Bekasi justru menyetujui usulan penurunan pendapatan.
Aksi kirim uang itu dilakukan warga serta sejumlah aktivis melalui transfer bank atas nama Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Kabupaten Bekasi. Berdasarkan pantauan, aksi transfer telah diikuti oleh puluhan rekening. Masing-masing di antara mereka mengirim uang dengan nominal antara Rp5.000-10.000.
Tidak hanya mengirim uang dengan nominal ‘receh’, mereka juga mengirim sejumlah pesan bernada sindiran. “Bantu-bantu saja ya,” tulis pada salah satu bukti transfer. “Naikkan PAD,” tulis pada pesan lainnya.
Bukti transfer ini mereka unggah pada sejumlah media sosial hingga WhatsApp grup.Inisiator aksi transfer ke rekening pemda, Adi (52) mengaku gerakan ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap keuangan daerah. Di tengah dana dari transfer pusat berkurang, pemerintah daerah tidak melakukan langkah antisipasi dengan menggali potensi PAD.
Ironisnya, target penggalian PAD baik dari pajak, retribusi maupun pendapatan lainnya justru dikurangi. Sayangnya pengurangan itu pun disetujui DPRD.
“Maka kami memahami dengan kekurangan itu maka pemerintah daerah saat ini kekurangan uang. Sebagai masyarakat yang cinta akan daerahnya, kami membantu. Tapi memang kemampuan kami membantu itu terbatas, jadi seadanya,” kata dia.
Adi berharap dengan aksi ini baik pemerintah maupun DPRD menyadari kondisi keuangan daerah, sekaligus memutar otak untuk menggali potensi yang ada.
“Karena kan memang yang dibutuhkannya banyak. Apalagi kan harus ada anggaran untuk tunjangan rumah para anggota dewan. Jadi kami ingin berkontribusi, membiayai kebutuhan tunjangan para pejabat itu,” kata dia.
Inisiator aksi lainnya, Imam (33) mengaku gerah dengan kondisi keuangan daerah. Namun dari kondisi tersebut, tidak ada pihak yang bisa benar-benar mencari solusi. Bahkan tidak sedikit pihak yang hanya bisa mempersoalkan tanpa menyelesaikan.
“Jangan kebanyakan retorika, langsung aja punya duit mah nyumbang buat kemajuan kampung halaman. Pokoknya harus terlihat keren walaupun lagi efisiensi,” ucap dia.







